“Rotan : HHBK Potensial, Produk Unggulan KPHL Bukit Barisan”

 

Salam Lestari !

Yuk mengulik info tentang rotan dan pemanfaatannya di KPHL Bukit Barisan Unit IV !

 

Gambar 1 Produk rotan KPHL Bukit Barisan Unit IV

    Laju deforestasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan dampak dari tingginya permintaan akan produk hutan kayu, yang tidak diiringi dengan upaya penanaman kembali. Turunnya produksi hasil hutan kayu juga akan berdampak kepada industri sektor kehutanan. Oleh karena itu diperlukan ide inovatif untuk mempertahankan fungsi hutan dari segi ekonomi. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu potensi hasil hutan yang dapat dimanfaatkan dan dikomersilkan tanpa meingkatkan laju deforestasi. Menurut UU No. 41 tahun 1999, hasil hutan bukan kayu terdiri dari benda – benda hayati yang berasal dari flora dan fauna. Selain itu, termasuk juga jasa air, udara, dan manfaat tidak langsung dari hutan. Salah satu contoh dari HHBK adalah rotan. Rotan merupakan tumbuhan dari famili  palmae yang tumbuh  merambat di atas tanah (liana) dan secara umum dapat dijumpai di hutan hujan tropis. Rotan memiliki nama latin Calamus spp. Sekitar 600 jenis hidup di kawasan Asia Tenggara (Hartanti 2012).

    Rotan merupakan salah satu tumbuhan hutan yang mempunyai nilai komersil cukup tinggi, selain itu sebagai sumber devisa. Hampir seluruh bagian rotan dapat digunakan baik sebagai konstruksi kursi, pengikat, maupun komponen desainnya (Kusnaedi dan Pramudita 2013). Sifat fisik rotan yang lentur dan kuat merupakan sifat khas yang dimiliki oleh rotan secara alamiah. Sebagai bahan alami, rotan sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dapat digunakan dalam berbagai keperluan hidup sehari-hari. Selain itu keunggulan rotan adalah pertumbuhannya yang cepat dan relatif mudah dipanen serta diangkut.

    Jenis rotan yang terdapat di KPHL Bukit Barisan Unit IV cukup bervariasi. Walau belum diinventarisasi dengan tepat jumlah/besaran potensi rotan yang ada, namun berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, jenis rotan komersial yang dijumpai antara lain Manau, Tabu-Tabu, Mawi, Selimit dan Jernang. Potensi tersebut tersebar dihampir seluruh kawasan hutan di wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV. Wilayah persebaran rotan tersebut anatar alain pada hutan lindung di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, sebagian Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar masih banyak dijumpai jenis rotan komersil tersebut. Tidak banyak masyarakat disekitar kawasan yang mengambil rotan untuk berbagai kepentingan. Ketidaktahuan, ketiadaan, atau keterbatasan informasi pasar, penegakan hukum yang cukup ketat terhadap HHBK ini menjadi salah satu alasan keenggganan masyarakat untuk memanfaatkan rotan. Pemanfaatan rotan yang oleh masyarakat di sekitar hutan dapat dijumpai di Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang.

 

Gambar 2 Proses pemungutan rotan di wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV

    Berdasarkan besarnya potensi rotan tersebut, KPHL Bukit Barisan berinovasi tehadap pengoptimalan pemungutan dan pemanfaatan rotan. Pengelolaan HHBK pada KPHL Bukit Barisan Unit IV juga dikhususkan pada komoditi rotan dan manau karena banyaknya potensi dan populasi rotan dan manau dengan jumlah besar yang berada dalam wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV. Dan pengalaman pemanfaatan rotan di Sumatera Barat pernah mengalami zaman keemasan di era tahun 1980-1990 dimana wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV termasuk salah satu sumber utama produksi rotan khususnya di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang mengindikasikan bahwa di daerah-daerah tersebut memiliki potensi rotan yang besar.


Gambar 3 Unit pengolahan rotan di wilayah KPHL Bukit Barisan Unit IV

    Upaya yang dilakukan , KPHL Bukit Barisan Unit IV untuk memanfaatkan potensi tersebut adalah dengan berencana melakukan pemungutan rotan yang ada pada wilayah kelola yang berpotensi besar menghasilkan rotan secara berkelanjutan. Jenis-jenis rotan yang akan dipungut disesuaikan dengan keberadaan potensi pasar. Untuk tahap awal, jenis Manau, Mawih, Tabu-tabu dan Slimit menjadi jenis-jenis utama untuk dilakukan pemungutan. Disamping pemungutan rotan, guna menjaga kelestarian rotan, juga akan dilakukan penanaman dan pengkayaan terhadap wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV dengan jenis-jenis rotan komersial. Sementara itu, untuk meningkatkan nilai tambah rotan, maka pada bagian hilir juga akan dilakukan penggorengan, pengasapan bahkan pengolahan rotan menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menyebabkan pengadaan alat penggorengan serta alat pengolahan rotan lainnya oleh KPHL Bukit Barisan Unit IV menjadi penting. Untuk keperluan tersebut, juga akan dibangun tempat pengolahan rotan seluas masing-masing ±2.500 m2 yang terletak di Resort III pada petak HL 55 atau HL 56 dan di Resort II pada petak HL 364. Tempat pengolahan rotan ini nantinya akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja, peningkatkan produksi pengolahan rotan yang tersedia, tercukupinya kebutuhan pasar terhadap produk rotan yang berkualitas, dan bervariasi. Mekanisme pemungutan rotan dilakukan melalui swakelola, kemitraan kehutanan, kerjasama pemanfaatan hutan pada wilayah KPH dan Perhutanan Sosial sesuai dengan ketentuan. Pelibatan wirausaha  swasta dalm pemasaran juga turut mendukung program pemanfaatan ini. KPHL Bukit Barisan Unit IV telah menggandeng PT. Sahabat Usaha Rakyat (SUR) sebagai jembatan dalam memasarkan komoditas rotan ini. Tak hanya itu, PT. SUR juga turut menghimpun sumberdaya masyarakat yang ada serta mengkoordinir pengolahan menjadi produk setengah jadi. Produk setengah jadi tersebut akan dikirimkan ke industri furnitur di Cirebon. Kedepannya akan dilakukan berbagai upaya sehingga dapat memeperluas kesempatan pemanfaatan rotan yang di wilayah kelola KPHL Bukit Barisan Unit IV.

Sumber :

Hartanti G. 2012. Perkembangan material rotan dan pengguunaan di dunia desain interior. Humaniora 3(2): 494-503.

Kunut AA, Sudhartono A, Toknok B. 2014. Keanekaragaman jenis rotan (Calamus spp.) di kawasan hutan lindung wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggala 2(2): 102-108.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selayang Pandang KPHL Bukit Barisan Unit IV Sumatera Barat

Kehidupan dan Pemanfaatan Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.)